Tugas 9_Pengantar Aplikasi Komputer
Nama: Nelly Lestari Siahaan
Kelas: 3 Akuntansi Pagi
NPM: 2023303292
Mata Kuliah: Pengantar Aplikasi Komputer
Dosen: Murdan Sianturi, S.Kom, M.Kom
Perguruan Tinggi: STIE Mulia Pratama
Pengaruh E-Learning dan
Penggunaan System Management (LMS) terhadap Peningkatan Kompetensi Mahasiswa
(Nelly Lestari Siahaan, Kompasiana_Selasa, 02 Januari 2024)
ABSTRAK
Pemanfaatan teknologi dan informasi di dalam manajemen
pembelajaran menjadi suatu keharusan agar dapat menjadikan pembelajaran lebih
kreatif, terbuka, efektif, dan dinamis. Artikel ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana E-Learning dan Learning Management System dapat
memengaruhi kompetensi mahasiswa.
Pemahaman E-Learning dan Learning Management System (LMS)
mengindikasikan evolusi signifikan dalam pendekatan pembelajaran, dengan fokus
pada pemanfaatan teknologi dan integrasi media elektronik. Efisiensi
pembelajaran melalui E-Learning dan LMS terlihat dalam kecepatan belajar yang
ditingkatkan, fleksibilitas waktu, dan akses global.
Dampaknya meluas ke pengembangan keterampilan teknologi,
peningkatan interaksi dosen-mahasiswa, serta memberikan kemudahan dalam
mengakses konten interaktif dan relevan. Upaya untuk meningkatkan kompetensi
mahasiswa melibatkan pengembangan konten inovatif, monitoring dan evaluasi
berkala, serta pelatihan dosen untuk pemanfaatan efektif E-Learning dan LMS.
PENDAHULUAN
Manajemen pembelajaran memegang peranan krusial dalam proses
pendidikan, mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan penilaian untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Lestari, Suryana dan
Hermawan, 2022). Kesuksesan dalam menerapkan manajemen pembelajaran
berkontribusi langsung pada peningkatan mutu pendidikan di setiap lembaga
pendidikan. Upaya pendidik untuk mengoptimalkan sumber daya melalui kerja sama
menciptakan dan mengembangkan kerja sama menjadi landasan utama dalam mencapai
tujuan pembelajaran.
Pentingnya memahami kebutuhan masyarakat dalam konteks
pendidikan menjadi fokus utama pengelola pendidikan. Sejalan dengan itu,
pemanfaatan teknologi dan informasi di dalam manajemen pembelajaran menjadi
suatu keharusan. Penggunaan teknologi dapat menjadikan pembelajaran lebih
kreatif, terbuka, efektif, dan dinamis. (Lestari, Suryana dan Hermawan, 2022).
E-Learning sebagai bagian integral dari sistem informasi
pembelajaran, memainkan peran sentral dalam mewujudkan proses pembelajaran yang
optimal. E-Learning tidak hanya sebagai alat untuk mengelola informasi
pembelajaran, tetapi juga sebagai alat yang sangat penting untuk mengembangkan
desain kurikulum, manajemen pembelajaran siswa, dan meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar. Penggunaan E-Learning dapat memperluas akses terhadap
pembelajaran, mengatasi terbatasnya ruang dan waktu, serta menciptakan kondisi
yang mendukung interaksi antara pendidik dan peserta didik (Nafiah dan
Hartatik, 2020).
E-Learning berbasis website menjadi solusi yang efektif dalam
merespon dinamika dunia pendidikan. Konsep ini memungkinkan pembelajaran tetap
berlangsung secara efektif tanpa terkendala oleh batasan-batasan fisik
(Lestari, Suryana dan Hermawan,).
Dengan demikian, mahasiswa dapat mengakses materi
pembelajaran kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Di samping itu, kemajuan teknologi dalam bentuk Learning
Management System (LMS) juga menjadi suatu terobosan yang signifikan. LMS
merupakan perkembangan teknologi yang menjadi alternatif media pembelajaran
(Yauma, Fitri dan Ningsih, 2020). LMS menyediakan platform terintegrasi untuk
manajemen konten, interaksi antara peserta didik dan pendidik, serta evaluasi
pembelajaran.
PEMBAHASAN
Pemahaman E-Learning dan
Learning Management System (LMS)
A. E-Learning
E-Learning atau Electronic Learning menjadi pendekatan
inovatif dalam proses belajar mengajar dengan memanfaatkan media elektronik,
khususnya internet, sebagai platform pembelajarannya. Seiring perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi,
E-Learning menjadi dasar dan konsekuensi logis dari evolusi
tersebut. Konsep ini mencakup pembelajaran di media elektronik, baik dalam
konteks formal maupun informal, memungkinkan guru dan siswa untuk terlibat
dalam proses pembelajaran tanpa memerlukan pertemuan tatap muka langsung (Khair
dan Soleh, 2021).
Karakteristik utama E-Learning adalah pemanfaatan teknologi
digital berbasis jaringan untuk mengumpulkan, menyimpan, dan berbagi informasi
atau materi pembelajaran yang dapat diakses kapan saja.
Interaktivitas menjadi unsur kunci dengan adanya dukungan
fitur komunikasi, output skor penilaian, dan umpan balik setelah siswa menyelesaikan
penilaian. Keunggulan tersebut membawa sejumlah manfaat, termasuk kemudahan
akses, akomodasi gaya belajar beragam, integrasi komponen pembelajaran, variasi
strategi pembelajaran, dan fleksibilitas waktu dan tempat (Ayu dan Amelia,
2020)
Berbagai media pembelajaran E-Learning melibatkan aplikasi
sosial, pertemuan online seperti Zoom, Webex, Microsoft Team, Google Meeting,
dan Learning Management System (LMS) seperti Moodle dan Google Classroom
(Saputra dan Susiana, 2021). Semua aplikasi ini menciptakan kesempatan untuk
pembelajaran yang lebih terstruktur dan terintegrasi. Sebagian besar orang
mungkin telah mengalami e-Learning secara informal tanpa menyadari bahwa
aktivitas tersebut sebenarnya merupakan bagian dari e-Learning, menunjukkan
sejauh mana teknologi ini telah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari secara
pribadi.
B. Learning Management
System (LMS)
Learning Management System (LMS) memiliki peran yang sangat
signifikan dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa melalui pengelolaan
pembelajaran yang terstruktur dan terintegrasi. LMS bukan hanya sekadar
platform penyimpanan materi online, tetapi lebih dari itu. Dalam mengelola
lembaga atau sekolah, tidak cukup hanya dengan menempatkan materi online dan
menginstruksikan mahasiswa untuk menyelesaikannya seketika. LMS hadir sebagai
solusi yang menyeluruh, memfasilitasi pembuatan, pengiriman, dan pelacakan materi
pembelajaran, serta membangun komunitas di sekitar lembaga atau sekolah
(Wiragunawan, 2022).
Secara esensial, LMS adalah perangkat lunak yang dirancang
untuk mengelola seluruh aspek pembelajaran, mulai dari perencanaan,
pelaksanaan, hingga evaluasi. Transformasi pembelajaran tatap muka menjadi
daring (online) melalui LMS memungkinkan mahasiswa untuk mengakses materi
pembelajaran, tautan ke sumber lain yang relevan, latihan soal, dan tugas
dengan lebih mudah.
Interaksi antara mahasiswa dan pengajar, maupun sesama
mahasiswa, dapat terjadi melalui forum diskusi, menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih dinamis dan berpartisipasi (Kertiyani dan Sarjana,
2023).
Sejumlah platform LMS, seperti Edmodo, Moodle, dan Google
Classroom, dapat diakses oleh mahasiswa untuk mendukung proses pembelajaran
mereka. Namun, efektivitas penggunaan LMS tidak hanya bergantung pada teknologi
itu sendiri. Faktor-faktor seperti kemampuan adaptasi dan adopsi, pemahaman
akan sistem dan komunikasi baru, serta kesiapan peserta didik juga turut
memengaruhi hasil dari penerapan LMS dalam pembelajaran (Benita dan Kusuma,
2022).
Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang fungsi dan
manfaat LMS, serta kesiapan mahasiswa dalam menghadapinya, menjadi kunci dalam
memastikan peningkatan kompetensi.
C. Dampak E-Learning dan
Learning Management System (LMS) Terhadap Kompetensi Mahasiswa
1. Efisiensi Pembelajaran
Pemanfaatan E-Learning dan LMS menghadirkan efisiensi
pembelajaran yang signifikan, merespons kebutuhan peserta didik untuk keleluasaan
belajar. Keunggulan utama dari sistem
E-Learning adalah kebebasan akses tanpa batasan waktu,
memungkinkan mahasiswa mengatur proses pembelajaran mereka sesuai dengan waktu
yang paling efektif bagi mereka (Sukanto, 2020).
Efisiensi ini tidak hanya terlihat dalam kecepatan belajar
yang ditingkatkan, tetapi juga dalam fleksibilitas waktu pelaksanaan aktivitas
kelas, termasuk materi pembelajaran, tugas, dan sesi tanya jawab atau tutorial
dengan instruktur. Dengan adanya E-Learning, mahasiswa dapat melibatkan diri
dalam aktivitas pembelajaran ini di luar jam pengajaran resmi, memberikan
mereka kontrol lebih besar atas proses belajar mereka (Junus dan Danula, 2020).
Selain itu, adopsi E-Learning memungkinkan pendidikan diakses
secara global, membuka pintu bagi mahasiswa dari berbagai negara dan latar
belakang budaya untuk mengikuti pembelajaran tanpa perlu hadir secara fisik di
kelas. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mahasiswa, tetapi juga
mendorong pertukaran ide dan pengalaman yang lebih luas, menghadirkan
perspektif yang beragam dan memperluas wawasan mereka (Vanchapo et al., 2023).
Dengan efisiensi pembelajaran yang dihasilkan oleh E-Learning
dan LMS, mahasiswa dapat meraih kompetensi yang lebih tinggi. Fleksibilitas
waktu dan ruang, serta akses global yang diberikan oleh teknologi ini, membantu
dalam menciptakan pembelajaran yang responsif dan adaptif, membawa dampak
positif terhadap kemampuan belajar, penyerapan materi, dan interaksi mahasiswa.
2. Pengembangan
Keterampilan Teknologi Mahasiswa
Pembelajaran berbasis E-Learning dan Learning Management
System (LMS) memiliki dampak positif terhadap pengembangan keterampilan
teknologi mahasiswa, yang pada gilirannya meningkatkan kompetensi mereka.
Selain memberikan pemahaman materi yang lebih efisien, E-Learning dan LMS
memberikan peluang bagi mahasiswa untuk mempertajam keterampilan teknologis
mereka. Mahasiswa tidak hanya menjadi terampil dalam menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi dalam konteks pembelajaran, tetapi juga berkembang
dalam aspek keterampilan digital yang esensial di era digital (Mislinawati,
2019).
Pemanfaatan E-Learning dan LMS bukan hanya tentang konsumsi
informasi, melainkan juga tentang partisipasi aktif dalam lingkungan digital.
Mahasiswa dilibatkan dalam penggunaan platform digital, memahami cara mengelola
konten secara efektif, dan berinteraksi dalam komunitas daring (Vanchapo et
al., 2023). Semua ini merangsang pengembangan keterampilan digital yang
mencakup literasi digital, adaptasi terhadap perubahan teknologi, dan
kolaborasi dalam lingkungan virtual. Dengan demikian, E-Learning dan LMS tidak
hanya memberikan peningkatan pada aspek materi pembelajaran, tetapi juga
menjadi katalisator dalam membentuk mahasiswa yang terampil secara teknologis,
siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin tergantung pada teknologi
digital.
3. Peningkatan Interaksi
antara Dosen dan Mahasiswa
Penggunaan E-Learning dan LMS memberikan dampak positif
terhadap peningkatan interaksi antara dosen dan mahasiswa. Adanya forum diskusi
dalam platform E-Learning menjadi saluran bagi mahasiswa untuk berkomunikasi,
bertanya, dan berbagi pemahaman dengan dosen serta sesama mahasiswa. Selain
itu, komponen LMS yang melibatkan evaluasi dan pemberian nilai juga memperkuat
interaksi tersebut, karena dosen dapat memberikan umpan balik secara langsung
kepada mereka (Sianturi dan Retnowardhan, 2022). Peningkatan interaksi ini juga
dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan kolaboratif.
Dosen dapat lebih mudah memonitor kemajuan setiap mahasiswa,
memberikan bimbingan personal, dan merespons pertanyaan atau kebutuhan
mahasiswa secara efisien (Mislinawati, 2019). Oleh karena itu, meningkatnya
interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam konteks E-Learning dan LMS tidak
hanya memberi dampak positif pada peningkatan kompetensi mahasiswa, tetapi juga
mengubah dinamika pembelajaran menuju pengalaman pembelajaran yang lebih
efektif.
Upaya Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Melalui E-Learning
dan Learning Management System (LMS)
4. Pengembangan Konten E-Learning
yang Interaktif dan Relevan
5. Pengembangan konten pada
E-Learning yang interaktif dan relevan menjadi kunci utama
dalam upaya meningkatkan kompetensi mahasiswa melalui E-Learning dan LMS.
Dengan pemanfaatan yang bijak dan strategis, konten tersebut tidak hanya
menyediakan akses ke beragam sumber daya, tetapi juga dapat menciptakan
pengalaman pembelajaran yang lebih menarik (Vanchapo et al., 2023). LMS
memungkinkan integrasi berbagai jenis konten, seperti teks, gambar, audio, dan
video, yang dapat meningkatkan minat mahasiswa terhadap materi pembelajaran.
Ketika konten dirancang dengan kecerdasan, melibatkan elemen interaktif dan
relevan dengan kebutuhan pembelajaran, hal ini dapat memberikan dampak positif
terhadap motivasi belajar mahasiswa.
Keberagaman fitur yang ditawarkan oleh LMS juga turut
berkontribusi dalam meningkatkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
daring (Wiragunawan, 2022). Oleh karena itu, pengembangan konten yang inovatif
dan sesuai dengan tuntutan pembelajaran masa kini menjadi langkah strategis
untuk mencapai peningkatan kompetensi mahasiswa.
6. Monitoring dan Evaluasi
Kemajuan Mahasiswa Secara Berkala
Dalam penerapan e-Learning sebagai media pembelajaran jarak
jauh, monitoring dan evaluasi secara berkala menjadi salah satu aspek krusial
untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa. Setelah melaksanakan rencana
e-Learning, evaluasi kemajuan peserta didik diperlukan untuk menilai
keberhasilan program tersebut. Pengajar dapat memberikan umpan balik langsung
melalui komentar atau berpartisipasi dalam diskusi daring, menciptakan
interaksi yang berarti antara mahasiswa dan pengajar (Sukanto, 2020).
Selain itu, penggunaan quiz sebagai alat evaluasi menjadi
metode yang efektif dalam mengukur pemahaman mahasiswa. Berbagai jenis quiz,
seperti pilihan gdana, menjodohkan, dan mengisi bagian yang kosong, dapat
digunakan untuk menilai pemahaman materi secara komprehensif (Jayusman dan
Shavab, 2020). Melalui monitoring dan evaluasi yang terintegrasi dalam Learning
Management System (LMS), mahasiswa dapat mendapatkan umpan balik yang cepat dan
relevan, sementara pengajar dapat secara proaktif menyusun strategi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.
7. Pelatihan Dosen untuk
Penggunaan Efektif E-Learning dan LMS
Pelatihan dosen menjadi krusial dalam meningkatkan
efektivitas penggunaan E-Learning dan LMS guna memperkaya pengalaman belajar
mahasiswa. Keberhasilan aktivitas belajar tidak hanya tergantung pada kurikulum
dan materi pembelajaran, tetapi juga pada kemampuan dosen dalam memanfaatkan
media pembelajaran yang ada. Kurangnya pemahaman teknologi dapat menjadi
penyebab rendahnya aktivitas belajar mahasiswa (Jayusman dan Shavab, 2020).
Oleh karena itu, penting bagi dosen untuk menjalani pelatihan
yang memadai dalam pemanfaatan E-Learning dan LMS. Pelatihan ini tidak hanya
memberikan pemahaman teknologi yang cukup, tetapi juga mengajarkan integrasi
berbagai teknologi dalam praktik pengajaran (Vanchapo et al., 2023). Dosen yang
terampil dalam menggunakan teknologi pembelajaran dapat menciptakan kegiatan
pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan relevan dengan perkembangan
zaman. Melalui pelatihan ini, dosen dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan
kompetensi mahasiswa melalui pemanfaatan efektif E-Learning dan LMS dalam
proses pembelajaran.
KESIMPULAN
Pemahaman terhadap
E-Learning dan Learning Management System (LMS) memberikan pdanangan mendalam
tentang revolusi pendidikan yang ditdanai oleh perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi. E-Learning, sebagai pendekatan inovatif, membuka pintu bagi
pembelajaran yang lebih fleksibel dan inklusif, memungkinkan akses global tanpa
batasan ruang dan waktu. LMS menjadi fondasi yang memadai untuk mengelola
pembelajaran secara terstruktur, menyediakan platform interaktif, dan membentuk
lingkungan belajar yang dinamis.
Dampak E-Learning dan
LMS terhadap kompetensi mahasiswa termanifestasi dalam efisiensi pembelajaran,
pengembangan keterampilan teknologi, peningkatan interaksi dosen-mahasiswa,
serta perubahan dinamika pembelajaran menuju pengalaman yang lebih adaptif dan
responsif. Efisiensi pembelajaran diwujudkan melalui kebebasan akses tanpa
batasan waktu, mempercepat proses belajar, dan memberikan fleksibilitas dalam
aktivitas kelas. Teknologi digital, sebagai pemicu perubahan industri,
membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul dalam materi, tetapi juga terampil
secara teknologis.
Upaya untuk meningkatkan
kompetensi mahasiswa melibatkan pengembangan konten E-Learning yang interaktif,
monitoring dan evaluasi kemajuan mahasiswa secara berkala, serta pelatihan
dosen untuk penggunaan efektif E-Learning dan LMS. Semua ini merupakan langkah strategis
untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih baik, memberikan dampak
positif pada peningkatan kompetensi mahasiswa di era digital ini. Dengan
demikian, E-Learning dan LMS bukan hanya alat pembelajaran, tetapi juga motor
perubahan dalam pendidikan yang berkelanjutan.
Komentar
Posting Komentar